RSS

Laa Ya’lamuun

01 Apr

Assalāmu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Alhamdulillahirobbil ‘aalamin, ash sholātu wa salam ala Rosulillah.

Kaifa halukum ayyuhal ikhwah? Setelah seminggu ini kita dihadapkan kepada kenyataan akan kebijakan yang tidak mengedepankan maslahat masyarakat awam, sampai puncaknya aksi demo yang juga tidak mendatangkan maslahat sama sekali.

Ayyuhal ikhwah. Sedikit saja, sebentar saja, mari kita menggunakan akal kita untuk berpikir, betapa Alloh SWT., telah memberikan alam dan seisinya untuk kita jaga, manfaatkan dan dilestarikan sesuai kebutuhan. Sekali lagi, sesuai kebutuhan, karena sesungguhnya watak manusia adalah tidak pernah kenyang, tidak mau berpikir keras, tidak pernah puas dan tidak pernah bersyukur. Manusia dianugerahi-NYA 2 hal yang tidak diberi-NYA kepada makhluk yang lain; yaitu otak dan qolbu. Otak berfungsi layaknya processor komputer untuk memproses data, sedangkan qolbu berfungsi untuk berpikir.

Subhanalloh, apabila diantara kita semua ada yang diberi-NYA hikmah dan rohmat-NYA, sehingga bisa men-sinkron-kan qolbu dan otak. Namun, ada juga yang telah bisa men-sinkron-kan keduanya, tetapi masih juga “menolak, menganiaya diri sendiri, dan melampaui batas.” Tidak ada yang bisa menjamin, apabila seseorang telah memiliki titel bahkan gelar profesor sekalipun, maka dia adalah orang yang benar – benar “berserah diri” pada-NYA. Dalam kata lain, ilmu pengetahuan belum tentu bisa menambah keimanan. Betul, ini juga terjadi di antara kita, bahkan penulis mengenal seorang lulusan S3 yang menafikan sisi Robbani, Na’udzubillah.

“Sungguh, penciptaan langit dan bumi itu lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S. Ghofir (40): 57)

Betul adanya, sistem alam semesta yang benar – benar kompleks ini, tidak ada satupun yang bisa mengaturnya dan menciptakannya melainkan Alloh ‘Azza wa Jalla. Namun orang – orang yang hanya mengedepankan logika semata, rasa haus akan jawaban mengapa dan mengapa, tidak akan mendapatkan jawaban yang exact seperti halnya bagaimana mungkin Rosululloh SAW., melakukan perjalanan Isro’ Mi’roj dalam satu malam saja. Niscaya jika mereka hidup di antara para sahabat saat itu, akan termasuk dalam kaum yang “menolak” atau bahkan kembali “menolak”, sedangkan Rosul SAW., mempunyai misi ketauhidan dari-NYA:

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S. Saba’ (34): 28)

Berita gembira dan peringatan-NYA itu terdapat dalam Al – Qur’anul Karim. Kaum Yahudi, yang di dalam surat Al – Fatihah disebut sebagai Al – Maghdub (kaum yang dimurkai-NYA), tidak perlu mengimani Qur’an pun mereka telah kafir karena sebelumnya telah menolak untuk mengimani Rosul SAW., yang diutus-NYA sebagai Nabi dan Rosul terakhir, karena Nabi terakhir yang diutus-NYA bukan dari kaum mereka, bukan dari keturunan Ishak AS., bukan dari keturunan Father Jacob (Nabi Ya’qub AS.) dan tidak memiliki “tongkat kerajaan” layaknya Nabi Daud dan Sulaiman AS. Jika mereka benar – benar mau menggunakan qolbu dan akalnya, niscaya mereka akan menyadari betapa berapa banyak Nabi dan Rosul telah diutus-NYA kepada mereka, tetapi mereka tetap kafir. Itulah, mengapa akhirnya mereka menciptakan sistem “Tatanan Dunia Baru” (New World Order) seenak qolbu dan akal mereka.

“Itulah kadar ilmu mereka. Sungguh, Tuhanmu, Dia lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-NYA dan Dia pula yang mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Najm 53: 30)

Lihatlah ayat di atas. Betapa Alloh SWT., menunjukkan sisi Tauhid Asma wa Sifat-NYA, Allohu ‘Aliimun – Alloh selamanya Maha Tahu. Banyak di antara manusia, apabila mereka telah mengetahui secuil dari ilmu-NYA, maka telah membuatnya manusia yang mengikuti wahyu syaithon. Mari kita ambil Ibroh dari kisah Al – Kholil Nabi Ibrohim AS.

Dalam Al – Qur’anul Karim, Alloh SWT., telah berfirman tentang kisah Nabi Ibrohim AS., yang mencari Ilah yang Haqq. Ibrohim AS., yang diutus-NYA kepada kaumnya termasuk kepada bapaknya Azar yang membuat patung berhala yang disembah. Hatinya yang hanif, yang fitrohnya semua qolbu hanya ingin beribadah kepada Alloh Robbul ‘Alamin, menolak dan mengingkari menyembah berhala. Akhirnya Al – Kholil Ibrohim AS., mencari Robb-nya sendiri.

Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrohim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, “Inilah Robb-ku.” Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.”

Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, “Inilah Robb-ku.” Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Robb-ku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.”

Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Robb-ku, ini lebih besar.” Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.”

Aku hadapkan wajahku kepada (Alloh) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.

Dan kaumnya membantahnya. Dia (Ibrohim) berkata, “Apakah kamu hendak membantahku tentang Alloh, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada (malapetaka dari) apa yang kamu persekutukan dengan Alloh, kecuali Robb-ku menghendaki sesuatu. Ilmu Robb-ku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?

(Q.S Al – An’am (6): 76 – 80)

Sampai akhirnya, Nabi Ibrohim AS., mengambil kapak dan menghancurkan semua berhala – berhala kecuali patung yang paling besar, lalu Nabi Ibrohim AS., yang dicurigai karena enggan menyembah berhala dipanggil menjadi terdakwa, inilah jawabannya:

Dia (Ibrohim) menjawab, “Sebenarnya (patung) besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara.”

Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, “Sesungguhnya kamulah yang menzalimi (diri sendiri).”

Kemudian mereka menundukkan kepala (lalu berkata), “Engkau (Ibrohim) pasti tahu bahwa (berhala-berhala) itu tidak dapat berbicara.”

Dia (Ibrohim) berkata, “Mengapa kamu menyembah selain Alloh, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun, dan tidak (pula) mendatangkan mudhorot kepada kamu?

Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Alloh! Tidakkah kamu mengerti?”

(Q.S. Al – Anbiya’ (21): 63 – 67)

Subhanalloh, Nabi Ibrohim berdakwah dengan menyentuh logika pula tidak hanya sekedar menyampaikan saja. Namun, bagaimanapun hanya Alloh SWT-lah yang Maha Pemberi Hidayah, karena biarpun bukti nyata secara logika patung tidak bisa bergerak, tapi mereka tetap bergelimang dalam kekufuran.

Laa Ya’lamuun – Tidak Mengetahui

Ayyuhal Ikhwah. Kita kembali ke masalah qolbu dan akal. Musyrikin Mekah saat itu, apa jawaban jika mereka ditanya siapakah yang menciptakan langit dan bumi?

Dan sungguh, jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab, “Alloh.” Katakanlah, “Segala puji bagi Alloh,” tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Q.S. Luqman (31): 25)

Apa yang mereka tidak ketahui? Mereka meyakini tauhid Rububiyah, tapi mereka tetap melakukan praktek kesyirikan, mereka mempersekutukan tauhid Rububiyah dengan menyembah Latta, Uza dan lainnya, mereka mempersekutukan tauhid uluhiyah/ ubudiyah dengan beribadah kepada berhala tersebut, mereka mempersekutukan tauhid asma wa sifat karena mereka yakin bahwa berhala tersebut mempunyai sifat yang sama dengan Alloh ‘Azza wa Jalla. Na’udzubillahi min dzaalik.

Itulah mengapa bahkan sampai saat ini, 14 abad lebih setelah diutus-NYA Rosul SAW., Al – Qur’an tidak berubah isinya dan dijaga kemurnian isi oleh-NYA. Mengapa? Karena sampai saat ini pun masih ada manusia yang mengikuti wahyu syaithon, bukan wahyu-NYA, masih melakukan praktek kesyirikan, mempersekutukan Alloh SWT., dalam semua aspek Tauhid dalam dosa yang telah dan hanya berganti baju.

“Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang zalim masih ada azab selain itu. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Q.S. At – Tur (52): 47)

Ayyuhal Ikhwah. Tidak ada satupun agama di muka bumi ini selain Dienul Islam, yang mampu menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak. Akuilah biarpun kita masih belum bisa menjalankan semua syari’at-NYA. Akan tetapi, akal dan qolbu yang sering dibolak – balik-NYA ini seringkali disamarkan dengan hawa yang diiringi dengan syahwat. Sungguh, bukti – bukti yang nyata telah ditunjukkan kepada kita semua. Akan tetapi, kita semua tidak mengetahuinya.

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitroh Alloh disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitroh) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Alloh. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. Ar – Ruum (30): 30)

Billahit Taufiq. Wallohu A’lam.

Wassalāmu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

 
Leave a comment

Posted by on 1 April 2012 in Islam, Muslimah

 

Tags: ,

Leave a comment