RSS

Pesan Papa Yang Terlambat

08 Aug

 

Seorang pemuda duduk di hadapan laptopnya. Login facebook. Pertama kali yang dicek adalah inbox. Hari ini dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia pedulikan selama ini. Ada 2 dua pesan yang selama ini ia abaikan. Pesan pertama, spam. Pesan kedua…..dia membukanya.

Ternyata ada sebuah pesan beberapa bulan yang lalu.

Diapun mulai membaca isinya:

Assalamu’alaikum. Ini kali pertama Papa mencoba menggunakan facebook. Papa mencoba menambah kamu sebagai teman sekalipun Papa tidak terlalu paham dengan itu. Lalu Papa mencoba mengirim pesan ini kepadamu. Maaf, Papa tidak pandai mengetik. Ini pun kawan Papa yang mengajarkan.

Papa hanya sekedar ingin mengenang. Bacalah!

Saat kamu kecil dulu, Papa masih ingat pertama kali kamu bisa ngomong. Kamu asyik memanggil: Papa, Papa, Papa. Papa Bahagia sekali rasanya anak Papa sudah bisa memanggil – manggil Papa, sudah bisa memanggil – manggil Mamanya.

Papa sangat senang bisa berbicara dengan kamu walaupun kamu mungkin tidak ingat dan tidak paham apa yang Papa ucapkan ketika umurmu 4 atau 5 tahun. Tapi, percayalah! Papa dan Mamamu bicara dengan kamu sangat banyak sekali. Kamulah penghibur kami setiap saat, walaupun hanya dengan mendengar gelak tawamu.

Dari Papah.

Dari Papah.

Saat kamu masuk SD, Papa masih ingat kamu selalu bercerita dengan Papa ketika membonceng motor tentang apapun yang kamu lihat di kiri kananmu dalam perjalanan.

Papa mana yang tidak gembira melihat anaknya telah mengetahui banyak hal di luar rumahnya?

Papa jadi makin bersemangat bekerja keras mencari uang untuk biaya kamu ke sekolah. Sebab kamu lucu sekali! Menyenangkan!! Papa sangat mengiginkan kamu menjadi anak yang pandai dan taat beribadah.

Masih ingat jugakah kamu, saat pertama kali kamu punya HP? Diam – diam waktu itu Papa menabung karena kasihan melihatmu belum punya HP sementara kawan – kawanmu sudah memiliki.

Ketika kamu masuk SMP kamu sudah mulai punya banyak kawan – kawan baru. Ketika pulang dari sekolah kamu langsung masuk kamar. Mungkin kamu lelah setelah mengayuh sepeda, begitu pikir Papa. Kamu keluar kamar hanya pada waktu makan saja setelah itu masuk lagi, dan keluarnya lagi ketika akan pergi bersama kawan – kawanmu.

Kamu sudah mulai jarang bercerita dengan Papa. Tahu – tahu kamu sudah mulai melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi lagi. Kamu mencari kami saat perlu – perlu saja serta membiarkan kami saat kamu tidak perlu.

Broken Phone?

Broken Phone?

Ketika mulai kuliah di luar kota pun sikap kamu sama saja dengan sebelumnya. Jarang menghubungi kami kecuali disaat mendapatkan kesulitan. Sewaktu pulang liburan pun kamu sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan internet kamu, dengan dunia kamu.

Papa bertanya – Tanya sendiri dalam hati. Adakah kawan – kawanmu itu lebih penting dari Papa dan Mamamu? Adakah Papa dan Mamamu ini cuma diperlukan saat nanti kamu mau nikah saja sebagai pemberi restu? Adakah kami ibarat tabungan kamu saja?

Kamu semakin jarang berbicara dengan Papa lagi. Kalau pun bicara, dengan jari – jemari saja lewat sms. Berjumpa tapi tak berkata – kata. Berbicara tapi seperti tak bersuara. Bertegur cuma waktu hari Raya. Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata. Ditegur, kamu buang muka. Dimarahi, malah menjadi – jadi.

Malam ini, Papa sebenarnya rindu sekali pada kamu……

Bukan mau marah atau mengungkit – ungkit masa lalu. Cuma Papa sudah merasa terlalu tua. Usia Papa sudah diatas 60-an. Kekuatan dan fisik Papa tidak sekuat dulu lagi.

Old Hand

Old Hand

Papa tidak minta banyak…

Kadang – kadang, Papa cuma mau kamu berada di sisi Papa. Berbicara tentang hidup kamu. Meluapkan apa saja yang terpendam dalam hati kamu. Menangis pada Papa. Mengadu pada Papa. Bercerita pada Papa seperti saat kamu kecil dulu.

Andaipun kamu sudah tidak punya waktu sama sekali berbicara dengan Papa, jangan sampai kamu tidak punya waktu berbicara dengan Alloh.

Jangan letakkan cintamu pada seseorang di dalam hati melebihi cintamu kepada Alloh!!

Mungkin kamu mengabaikan Papa, namun jangan kamu sekali – kali mengabaikan Alloh!!!

Maafkan Papa atas segalanya. Maafkan Papa atas curhat Papa ini. Jagalah sholat! Jagalah qolbu! Jagalah iman!”

***

Pemuda itu meneteskan air mata, terisak. Dalam hati terasa perih tidak terkira……………….

Bagaimana tidak ?

Sebab tulisan Papanya itu dibaca setelah 3 bulan beliau pergi untuk selama – lamanya.

 
Leave a comment

Posted by on 8 August 2015 in Islam, Muslimah

 

Tags: ,

Leave a comment